TUGAS IBD : MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
·
Manusia
Manusia juga sebagai mahkluk individu memiliki pemikiran-pemikiran tentang apa yang menurutnya baik dan sesuai dengan tindakan-tindakan yang akan diambil. Manusia pun berlaku sebagai makhluk sosial yang saling berhubungan dan keterkaitannya dengan lingkungan dan tempat tinggalnya.
Manusia juga sebagai mahkluk individu memiliki pemikiran-pemikiran tentang apa yang menurutnya baik dan sesuai dengan tindakan-tindakan yang akan diambil. Manusia pun berlaku sebagai makhluk sosial yang saling berhubungan dan keterkaitannya dengan lingkungan dan tempat tinggalnya.
Manusia di alam dunia
ini memegang peranan yang unik. Dan dapat di pandang dari banyak segi. Dalam
ilmu eksakta, manusia dipandang sebagai kumpulan dari partikel-partikel atom
yang membentuk jaringan-jaringan sistem yang dimiliki oleh manusia (ilmu
kimia). Manusia merupakan kumpulan dari berbagai sistem fisik yang saling
terkait satu sama lain dan merupakan kumpulan dari energy (ilmu fisika).
Manusia merupakan mahkluk biologis yang tergolong dalam golongan mahkluk mamalia
(biologi). Dalam ilmu-ilmu sosial manusia merupakan mahkluk yang ingin
memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan, sering
disebut homo economicus (ilmu ekonomi). Manusia merupakan mahkluk sosial yang
tidak dapat berdiri sendiri(sosiologi).mahkluk yang selalu ingin mempunyai
kekuasaan (politik), mahkluk yang berbudaya, sering disebut homo-humanus
(filsafat) dan lain sebagainya.
Ada dua pandangan yang
akan kita jadikan acuan untuk menjelaskan tentang unsure-unsur yang membangun
manusia :
1)
Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu :
a.
Jasad, yaitu : badan kasar manusia yang Nampak
pada luarnya, dapat diraba dan difoto, dan menempati ruang dan waktu
b.
Hayat, yaitu : mengandung unsur hidup, yang ditandai
dengan gerak
c.
Ruh, yaitu : bimbingan dan
pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran,
suatu kemampuan pencipta yang bersifat konseptual yang jadi pusat lahirnya
kebudayaan
d.
Nafs, yaitu : kesadaran tentang diri
sendiri
2)
Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur, yaitu :
a.
Id, yang merupakan struktur kepribaadian yang paling
primitif dan paling tidak nampak. Id merupakan libido murni, atau
energy psikis yang menunjukan cirri alami yang irrasional dan terkait dengan
sex, yang secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran
(unconcius). Id tidak berhubungan dengan lingkungan luar diri, tetapi terkait
dengan struktur lain kepribadian yang pada gilirannya menjadi mediator antara
insting Id dengan dunia luar.
b.
Ego, merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali di
bedakan dari Id, sering kali disebut sebagai kepribadian “eksekutif” karena
perannya dalam menghubungkan energy Id kedalam saluran sosial yng dapat
dimengerti oleh oaring lain. Perkembangan ego terjadi antara usia satu dan dua
tahun, pada saat anak secara nyata berhubungan dengan lingkungannya. Ego diatur
oleh prinsip realitas, ego sadar akan tuntunan lingkungan luar, dan mengatur
tingkah lau sehingga dorongan instingtual Id dapat dipuaskan dengan cara yang
dapat diterima.
c.
Superego, meruoakan struktur kepribadian yang paling akhir, muncul
kira-kira pada usia 5 tahun. Dibandingan dengan Id dan Ego, yang berkembang
secara internal dalam diri individu, superego terbentuk dari lingkungan
eksternal. Jadi superego merupakan kesatuan standar-standar moral yang diterima
oleh ego dari sejumlah agen yang mempunyai otoritas di dalam lingkungan luar
diri.
·
Hakekat Manusia
a.
Mahkluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu
kesatuan yang utuh. Tumbuh adalah materi yang dapat dilihat, diraba,
dirasa, wujudnya konkrit tetapi tidak abadi. Jika manusia itu meninggal,
tubunhnya hancur dan lenyap. Jiwa terdapat di dalam tubuh, tidak dapat
dilihat,tidak dapat diraba, sifatnya abstrak tetapi abadi, jika manusia
meninggal jiwanya lepas dari tubuh dan kembali keasalnya yaitu Tuhan, dan jiwa
tidak mengalami kehancuran. Jiwa adalah roh yang ada di dalam tubuh manusia
sebagai peenggerak dan sumber kehidupan.
b.
Mahkluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan
mahkluk lainnya.Kesempurnaan terletak pada abad dankebudayaannya, karena
manusia dilengkapi oleh penciptannya dengan akal, perasaan, dan kehendak yang
terdapat dalam jiwa manusia. Dengan akal (ratio) manusia mampu menciptakan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Adanya nilai baik dan buruk, mengharuskan manusia
dan mempertimbangkan, menilai dan berkehendakmenciptakan kebenaran, keindahan,
kebaikan atau sebaliknya. Selanjutnya dengan adanya perasaan, manusia mampu
menciptakan kesenian. Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat
pada manusia misalnya :
1.
Perasaan intelektual, yaitu perasaan yang berkenan dengan pengetahuan.
2.
Perasaan estetis, yaitu perasaan yang berkenan dengan keindahan
3.
Perasaan etis, yaitu perasaan yang berkenan dengan kebaikan
4.
Perasaan diri, yaitu perasaan yang berkeknan dengan harga diri karena ada
kelebihan dari yang lain
5.
Perasaan sosial, yaitu perasaan yang berkenan dengan kelompok atau korp
atau hidup bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan orang lain
6.
Perasaan religius, yaitu perasaan yang berkenan dengan agama atau
kepercayaan
c. Mahkluk biokultural,
yaitu mahkluk hayati dan budayawi Manusia adalah produk
dari saling tindak atu interaksi faktor-faktor hayati dan budayawi. Swebagai
mahkluk hayati, manusia dapat dipelajari dari segi-segi anatomi, fisiologi atau
faal, biokimia, psikobiologi, patalogi, genetika, biodemografi, evolusi
biologisnya, dan kemasyarakatannya, kekerabatan, psikologi sosial, kesenian, ekonomi,
perkakas,bahasa, dan sebagainya. Manusia sebagai makhluk
yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal
budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia
itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang
selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang
berhak menyandang gelar manusia berbudaya . Manusia memiliki
tingkatan yang lebih tinggi dari makhluk lainnya, manusia juga memiliki akal
yang dapat memperhitungkan tindakannya melalui proses belajar yang
terus-menerus. Oleh karena itu manusia harus
bersosialisasi dengan lingkungan, yang merupakan pendidikan awal dalam suatu
interaksi sosial. Hal ini menjadikan manusia harus memiliki ilmu
pengetahuan yang berlandaskan ketuhanan. Karena dengan ilmu tersebut
manusia dapat membedakan antara yang hak dengan yang bukan hak, antara
kewajiban dan yang bukan kewajiban. Sehingga norma-norma dalam lingkungan
berjalan dengan harmonis dan seimbang. Agar hasil dari pendidikan, yakni
kebudayaan dapat diimplementasikan dimasyaakat. Pendidikan sebagai hasil
kebudayaan haruslah dipandang sebagai motivator terwujudnya budaya yang
tinggi. Selain itu pendidikan haruslah memberikan kontribusi terhadap
kebudayaan, agar kebudayaan yang dihasilkan memberi nilai manfaat bagi manusia
itu sendiri khususnya maupun bagi bangsa pada umumnya. Dengan demikian dapat kita katakan bahwa kualitas manusia pada suatu negara
akan menentukan kualitas kebudayaan dari suatu negara tersebut, begitu pula
pendidikan yang tinggi akan menghasilkan kebudayaan yang tinggi. Karena
kebudayaan adalah hasil dari pendidikan suatu bangsa.
·
Kepribadian Bangsa Timur
Kepribadian Bangsa Timur
merupakan suatu karakter yang mencerminkan masyarakat yang menganut budaya dari
Timur (Asia & Timur-Tengah), yang menunjukkan ke-khasan dan pola pikir dan
kebiasaan yang terdapat di daerah Timur. Kepribadian bangsa timur pada umumnya
merupakan kepribadian yang mempunyai sifat tepo seliro atau memiliki sifat
toleransi yang tinggi. Dalam berdemokrasi bangsa timur umumnya aktif dalam
mengutarakan aspirasi rakyat. Seperti di negara Korea, dalam berdemokrasi
mereka duduk sambil memegang poster protes dan di negara Thailand, mereka
berdemokrasi dengan tertib dan damai. Kepribadian bangsa timur juga identik
dengan tutur kata yang lemah lembut dan sopan dalam bergaul maupun dalam
berpakaian. Terdapat ciri khas dalam berbagai negara yang mencerminkan negara
tersebut memiliki suatu kepribadian yang unik. Misalnya masyarakat Indonesia khususnya
daerah Jawa. Sebagian besar mereka bertutur kata dengan lembut dan sopan. Dan
terdapat beberapa aturan atau larangan yang tidak boleh dilakukan menurut versi
orang dulu yang sebenarnya menurut orang Jawa itu suatu nasihat yang membangun.
Misalnya tidak boleh duduk di depan pintu. Hal tersebut merupakan ciri khas
kepribadian yang unik. Bangsa timur juga memiliki kebudayaan yang masih kental
dari negara atau daerah masing-masing. Masih ada adat-adat atau upacara
tertentu yang masih dilaksanakan oleh bangsa timur. Misalnya bangsa Indonesia
masih banyak yang melaksanakan upacara-upacara adat dan tarian khas dari
masing-masing daerah. Contohnya daerah Bali yang masih melaksanakan tarian khas
daerahnya yaitu tarian pendet, kecak, tarian barong.
·
Pengertian Kebudayaan
kata Kebudayaan berasal
dari kata kultur yang dalam kata Latin adalah cultura (kata
kerjanya, colo,colore) dan artinya memelihara atau mengerjakan, mengolah.
Pengertian ini berkembang menjelang abad 18 melalui karangan
Herder tentang sejarah semesta, Ideen zur Geschichte der Menscheit,
dan terutama karangan Klem berjudul Allgemeine Culturgesschichte
der Menscheit .Dalam analisa kedua tokoh ini perkataan kultur atau
kebudayaan dalam arti yang modern mendapat arti tingkat kemajuan, yaitu
tingkat pengerjaan atau pengolahan yang dicapai manusia pada suatu ketika
dalam perjalanan sejarah.
Lebih jauh Alisjahbana
menyebutkan bahwa terdapat 7 (tujuh) penggolongan defenisi
kebudayaan, yakni pertama menekankan kenyataan, bahwa
kebudayaan itu adalah suatu keseluruhan yang kompleks, yang terjadi
dari unsur-unsur yang berbeda seperti pengetahuan,kepercayaan, seni, hukum,
moral, adat istiadat, dan segala kecakapan yang lain yang diperoleh
manusia sebagai anggota masyarakat. Kedua, menekankan sejarah
kebudayaan, yang memandang kebudayaan sebagaiwarisan sosial atau tradisi.
Ketiga, menekankan segi kebudayaan yang normatif, yakni
kebudayaan sebagai cara, aturan dan jalan hidup manusia. Disini juga ditekankan
cita-cita, nilai-nilai dan kelakukan. Keempat, pendekatan secara Psikologi,
kebudayaan sebagai penyesuaian manusia kepada sekitarnya. Dalam
hal ini, Summer dan Keller yang menekankan penyesuaian manusia pada
keadaan dan syarat-syarat hidupnya. Sedangkan Kroeber dan
Kluckhohn menekankan usaha belajar dan pembiasaan serta
defenisi yang bersifat psikologi murni yang dirumuskan dalam istilah psiko-analisis dan psikologi sosial. Kelima, menekankan hal-hal yang bersifat struktur
yang membicarakan pola-pola dan organisasi kebudayaan. Keenam,
kebudayaan dipahami sebagai hasil perbuatan atau kecerdasan manusia.
Grover merumuskan kebudayaan sebagai hasil pergaulan atau
perkumpulan manusia. Dalam hal ini juga ditekankan pikiran-pikiran dan lambang-lambang. Ketujuh merupakan defenisi-defenisi yang tidak lengkap dan
tidak bersistem.
Alisjahbana maupun Koentjaraningrat
mengakui bahwa banyak sekali defenisi-defenisi kebudayaan yang mengacu pada
suatu disiplinilmu tertentu, bukan saja antropologi, tetapi juga sosiologi,
filsafat, sejarah maupun kesusasteraan. Berdasarkan ilmu Antroplogi,
Koentjaraningrat mendefenisikan kebudayaan sebagai keseluruhan sistem
gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Kebudayaan culture,
dalam kata Sanskerta adalah buddhayah, dalam bentuk jamak dari buddhi
yang berarti budi atau akal.
Dengan demikian,
kebudayaan dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan akal, ataudaya dari
budi. Zoetmulder juga melihat kodrat manusia dengan akal budinya merupakan titik tolak kebudayaan. Selanjutnya, Soerjanto
Poespowardojo dalam memaknai kebudayaan menegaskan
bahwa:Kebudayaan adalah identitas suatu bangsa. Dengan demikian,jelaslah bahwa
kebudayaan bukan sekedar pakaian, melainkan hidup yang memolakan
setiap sikap dan perbuatan berdasarkannilai yang dihayati. Kebudayaan di satu
pihak adalah ciptaan pribadi-pribadi manusia, namun juga merupakan ciptaan
seluruh masyarakat, karena seseorang tidak mungkin menciptakan
karyabudayanya tanpa pengaruh dan pembentukan dari masyarakat,dimana dia
dibesarkan. Maka, kebudayaan adalah keseluruhan warisan yang dilanjutkan
dari generasi yang satu ke generasi seterusnya.
·
Unsur-Unsur Kebudayaan
Unsur Kebudayaan adalah
istilah lain dari komponen-komponen pokok yang menjadi pembentuk
suatu kebudayaan.Apakah kebudayaan itu? Untuk mengetahui dan mengenal
apakah itu Kebudayaan silah
baca artikel tentang pengertian dan definisi Budaya dan
Kebudayaan di sini . Kebudayaan secara
garis besar dapat di definisikan sebagai hasil cipta, rasa dan karsa manusia
yang dilakukan secara sadar dalam kehidupan masyarakat.
- Cipta adalah kemampuan
akal pikiran yang menghasilkan ilmupengetahuan
- Rasa adalah kemampuan indra yang
mendorong manusia untuk
mengembangkan rasa keindahan yang
melahirkan karya-karya seni yang
agung
- Karsa adalah kehendak manusia terhadap
adanya kesempurnaan hidup,
kemuliaan dan kebahagiaan
Berdasarkan pengertian dan
definisi diatas tentang kebudayaan, maka dapat diketahui bahwa secara umum
kebudayaan memiliki 7 unsur penting yang menjadi komponen pokok pembentuk
kebudayaan, yaitu:
7 unsur kebudayaan
1.
Unsur peralatan dan erlengkapan hidup, seperti: rumah, pakaian, kendaraan,
dll
2.
Unsur mata pencaharian / perekonomian, seperti pegawai, petani, buruh, dll
3.
Unsur sistem kemasyarakatan, yang meliputi: hukum, kekerabatan, perkawinan,
dll
4.
Unsur bahasa baik lisan maupun tulisan yang berfungsi sebagai alat
komunikasi
5.
Unsur Kesenian, seperti seni tari, seni musik , seni rupa, dll
6.
Unsur ilmu pengetahuan dan teknologi
7.
Unsur agama dan kepercayaan
·
Wujud Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman
(dalam Koentjaraningrat, 1986), wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan,
aktivitas, dan artefak.
1.
Gagasan (Wujud ideal) Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang
berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai , norma-norma, peraturan, dan
sebagainya yang sifatnya abstrak ; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud
kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga
masyarakat . Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam
bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan
buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
2.
Aktivitas (tindakan) Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu
tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula
disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari
aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi , mengadakan kontak, serta
bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang ber- dasarkan
adat tata kelakuan. Sifatnya konkret , terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan
dapat diamati dan didokumentasikan.
3.
Artefak (karya) Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil
dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa
benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan.
Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
Pada kenyataannya, kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia. Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama, yaitu kebudayaan material dan kebudayaan non- material. Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci. Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
Pada kenyataannya, kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia. Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama, yaitu kebudayaan material dan kebudayaan non- material. Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci. Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
·
Perubahan Kebudayaan
Perubahan dirasakan oleh
hampir semua manusia dalam masyarakat. Perubahan dalam masyarakat tersebut
wajar, mengingat manusia memiliki kebutuhan yang tidak terbatas. Kalian akan
dapat melihat perubahan itu setelah membandingkan keadaan pada beberapa waktu
lalu dengan keadaan sekarang. Perubahan itu dapat terjadi di berbagai aspek
kehidupan, seperti peralatan dan perlengkapan hidup, mata pencaharian, sistem
kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sistem pengetahuan, serta religi/keyakinan.
Perubahan sosial
merupakan bagian dari perubahan budaya. Perubahan dalam kebudayaan mencakup
semua bagian, yang meliputi kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat dan
lainnya. Akan tetapi perubahan tersebut tidak mempengaruhi organisasi sosial
masyarakatnya. Ruang lingkup perubahan kebudayaan lebih luas dibandingkan
perubahan sosial. Namun demikian dalam prakteknya di lapangan kedua jenis
perubahan perubahan tersebut sangat sulit untuk dipisahkan (Soekanto, 1990).
Perubahan kebudayaan
bertitik tolak dan timbul dari organisasi sosial. Pendapat tersebut
dikembalikan pada pengertian masyarakat dan kebudayaan. Masyarakat adalah
sistem hubungan dalam arti hubungan antar organisasi dan bukan hubungan antar
sel. Kebudayaan mencakup segenap cara berfikir dan bertingkah laku, yang timbul
karena interaksi yang bersifat komunikatif seperti menyampaikan buah pikiran secara
simbolik dan bukan warisan karena keturunan (Davis, 1960). Apabila diambil
definisi kebudayaan menurut Taylor dalam Soekanto (1990), kebudayaan merupakan
kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum adat
istiadat dan setiap kemampuan serta kebiasaan manusia sebagai warga masyarakat,
maka perubahan kebudayaan dalah segala perubahan yang mencakup unsur-unsur
tersebut. Soemardjan (1982), mengemukakan bahwa perubahan sosial dan perubahan
kebudayaan mempunyai aspek yang sama yaitu keduanya bersangkut paut dengan
suatu cara penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan dalam cara suatu
masyarakat memenuhi kebutuhannya.
·
Contoh hubungan manusia dengan kebudayaan
1. Secara
sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai
perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia,
tetapi apakah sederhana itu hubungan keduannya? Dalam sosiologi manusia dan
kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduannya
berbeda tetapi keduannya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan
kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup
manusia agar sesuai dengannya. Tampak bahwa keduannya akhirnnya merupakan satu
kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan anatara
manusia dengan peraturan – peraturan kemasyarakatnya. Pada saat awalnya peraturan
itu dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka yang membuatnya harus
patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri itu. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena
kebudayaan itu merupkan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang
tercakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari
kemauaan manusia yang membuatnya. Apabila anusia melupakan bahwa masyarakat
adalah ciptaaan manusia, dia akan menjadi terasing atau telinasi.
2. Manusia
dan kebudayaan atau manusia dan masyarakat oleh karna itu memiliki hubungan
keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak bisa
lagi membedakan mana yang lebih awal muncul manusi atau kebudayaan. Analisa
terhadap keberadaan keduannya harus menyertakan pembatasan masalah dan waktu
agar analisis dapat dilakukan dengan lebih cermat.
SUMBER :
http://budipurnomoagung.blogspot.co.id/2015/04/manusia-dan-kebudayaan.html
http://vynhe.blogspot.co.id/2013/01/bab-ii-manusia-dan-kebudayaan.html
http://vanillabluse.blogspot.com/2014/05/makalah-manusia-dan-kebudayaan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
Comments
Post a Comment